Lumpy Skin Disease: Tanda, Penyebab, hingga Imbasnya ke Peternak


Tanda, Penyebab, hingga Imbasnya ke Peternak

Jakarta

-

Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit kulit benjol pada sapi kini telah ditemukan di Provinsi Riau, Indonesia. Sayangnya, hal ini terjadi saat harga daging sapi di Indonesia sedang mahal.

Diketahui, sebelumnya penyakit Lumpy Skin Disease juga terdeteksi di beberapa negara di Asia Tenggara lainnya, seperti Thailand, Malaysia, Vietnam, Myanmar, Laos, dan Kamboja.

Apa itu Lumpy Skin Disease?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Melansir laman Science Direct (7/3/2022), Lumpy Skin Disease adalah penyakit virus yang menyerang hewan ternak, disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV). LSDV adalah salah satu virus seperti cacar hewan.

Tanda Sapi Terkena Lumpy Skin Disease

Lumpy Skin Disease pada sapi ditandai dengan demam, produksi susu berkurang, dan timbulnya bintil-bintil di kulit.

Selain itu, hewan yang terkena Lumpy Skin Disease biasanya akan mengalami pembengkakan kelenjar getah bening perifer, kehilangan nafsu makan, peningkatan ingus hidung dan seringnya mata berair.

Penyebab Lumpy Skin Disease

Penyebab utama Lumpy Skin Disease pada sapi sementara atau permanen, bisa terjadi di antara sapi dan pejantan yang telah terinfeksi.

Dikutip dari Indonesian Journal of Animal and Veterinary Science, faktor risiko terjadinya infeksi Lumpy Skin Disease pada sapi diantaranya adalah kondisi lingkungan, letak demografi, manajemen peternakan, populasi vektor, dan data epidemiologi. Termasuk pergerakan hewan, virulensi virus, status imun, iklim baik altering dan curah hujan. Kementerian Pertanian (Kementan) juga menjelaskan penyebab bisa ditemukannya penyakit lumpy skin disease pada sapi di Provinsi Riau.

Direktur Kesehatan Hewan Kementan Nuryani Zainuddin mengatakan kalau Indonesia hanya mengimpor sapi dan kerbau serta produknya dari negara bebas LSD dan penyakit hewan menular lainnya.

Kemungkinan penyebaran Lumpy Skin Disease pada sapi itu terjadi melalui serangga, yang terbawa dari alat angkut barang.

"Hipotesis yang dikembangkan oleh tim penyidik Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yaitu virus LSD masuk ke Indonesia dari daratan Asia Tenggara, melalui jalur vektor atau serangga yang mungkin saja terbawa alat angkut barang," kata Nuryani kepada detikcom, Minggu (6/3/2022).

Bisa Sebabkan Kerugian Peternak

Penularan penyakit Lumpy Skin Disease pada sapi sangat cepat menyebarnya ke kelompok sapi. Hal itu bisa menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi peternak sapi.

Lumpy Skin Disease pada sapi maupun hewan ternak dapat berpengaruh pada jumlah kematian spesifik (mortalitas).

Tingkat penularan penyakit antara 10-20% dengan mortalitas sebesar 1-5%. Sedangkan, tingkat morbiditas (merujuk pada jumlah sapi yang memiliki penyakit selama periode waktu tertentu) dapat mencapai 27 %, begitu seperti dikutip dalam Indonesian Journal of Animal and Veterinary Science.

Tidak Menular pada Manusia

Pencegahan penyebaran virus Lumpy Skin Disease pada sapi perlu diperhatikan. Untuk itu pengenalan sifat virus Lumpy Skin Disease pada sapi perlu dipahami.

Untuk mencegah penyebaran Lumpy Skin Disease pada sapi, Kementan sedang dalam proses pembelian vaksin. Nantinya, vaksin tersebut akan dilakukan dari titik kasus dan wilayah sekitar.

Nuryani mengimbau agar masyarakat tidak perlu panik dengan adanya adanya penyakit kutil benjol hewan ini, karena Lumpy Skin Disease tidak menular dan tidak berbahaya bagi manusia.

(fdl/fdl)
Welcome to the TRENDING NEWS TODAY Blog.

Now you are viewing an article with the title Lumpy Skin Disease: Tanda, Penyebab, hingga Imbasnya ke Peternak.

Hopefully this article will be useful for you.

Please share if you find this article useful.


Source: Click here


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama